Rabu, 09 Mei 2018

6 Tahapan Bertapa Sastra Jendra Hayuningrat

Bagi orang yang belajar kawruh Kejawen, tentu sudah tidak asing lagi dengan kata-kata Sastra Jendra Hayuningrat. Meskipun banyak yang sudah mendengar kata-kata tersebut, tetapi jarang ada yang mengetahui apa makna sebenarnya. Menurut Ronggo Warsito, sastra jendra hayuningrat adalah jalan atau cara untuk mencapai kesempurnaan hidup. Apabila semua orang di dunia ini melakukannya, maka bumi akan sejahtera.

Sastra Jendra Hayuningrat | Infopagarnusa.com
Sastra Jendra Hayuningrat
Nama lain dari sastra jendra hayuningrat adalah sastra cetha yang berarti sastra tanpa papan dan tanpa tulis. Walaupun tanpa papan dan tulis, tetapi maknanya sangat terang dan bisa digunakan sebagai serat paugeraning gesang.

6 Tahapan Bertapa Sastra Jendra Hayuningrat
  1. Tapa Jasad adalah mengendalikan atau menghentikan gerak tubuh dan gerak fisik. tindakannya tidak dendam dan sakit hati. Semua yang terjadi pada diri diterima dengan legowo, tabah dan lapang dada.
  2. Tapa Budhi memiliki arti menghilangkan segala perbuatan diri yang hina, seperti berdusta pada diri, tidak jujur dan suka mencela keburukan orang lain.
  3. Tapa Hawa Nafsu adalah peroses mengendalikan hawa nafsu atau sifat angkara murka yang muncul dari diri sendiri, Lakunya adalah senantiasa sabar dan berusaha mensucikan diri,mudah memberi maaf dan taat pada perintah Allah Swt serta menjahui larangannya.
  4. Tapa Cipta berarti Cipta/otak kita diam dan memperhatikan perasaan secara sungguh-sungguh atau dalam bahasa Jawanya "ngesti surasaning raos ati". Berusaha untuk menuju heneng-meneng-khusyuk-tumakninah, sehingga tidak mudah diombang-ambingkan siapapun dan selalu heningatau/waspada agar senantiasa mampu memusatkan pikiran pada Allah semata.
  5. Tapa Sukma Dalam tahapan ini pikiran terfokus pada ketenangan jiwa. Lakunya adalah ikhlas dan memperluas rasa kedermawanan dengan senantiasa eling pada fakir miskin dan memberikan sedekah secara ikhlas tanpa pamrih.
  6. Tapa Cahya Adalah tahapan tapa yang lebih dalam lagi. Prinsipnya tapa pada tataran ini adalah senantiasa eling, awas dan waspada sehingga kita akan menjadi orang yang waskitha (tahu apa yang bakal terjadi). 


Semua itu yang didapat bukan dari diri kita pribadi, melainkan dari proses spiritual kita pada saat kita berusaha sungguh-sungguh mendekatkan diri pada Gusti . Semua ilmu tersebut merupakan 'titipan', sama dengan nyawa kita yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali oleh Allah.
Wa'allahulam ..