Selasa, 13 September 2016

K.H. Suharbillah Guru Besar Pagar Nusa

K.H. Suharbillah Guru Besar Pagar Nusa


Infopagarnusa
Infopagarnusa

Biografi

KH. Suharbillah salah satu ulama muda NU yang berperan penting mendirikan PSNU Pagar Nusa pada 03 januari 1986, beliau lahir di Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Jawa timur pada tahun 1948 dan wafat pada 25 Agustus 2014 pukul 20.00 di Sedayu, Gresik, Jawa timur.

Pendidikan

KH. Suharbillah lebih banyak menghabiskan jenjang pendidikan di pesantren beliau menimba ilmu di Pondok Pesantren Kedungulo, Kediri. Kemudian beliau ke surabaya untuk melanjutkan pendidikannya di IAIN. Setelah itu beliau kembali ke Pondok Kedungulo baru saja setahun beliau kembali ayahnya wafat, lalu KH. Suharbillah mengikuti jejak kakanya menjadi anggota KKO AL (Sekarang Marinir AL).

Pengasuh Ponpes An Najiyyah

Walalupun beliau kuliah di IAIN beliau tetap mengaji di pesantren, maka pada saat beliau menimba ilmu di IAIN beliau memilih untuk tetap nyantri di Pesantren Sidoresmo. Tidak kerasa beliau sudah 37 tahun menjadi santri di Pesantren yang didirikan oleh Sayid Ali Ashghar, putra Sayid Sulaiman Bethek, Mojoagung, Mojokerto. Bahkan sudah 35 tahun beliau dipercaya sebagai kepala di lingkungan Yayasan An Najiyyah.

Peran di PSNU Pagar Nusa

KH. Suharbillah menjabat sebagai ketua Pagar Nusa pusat priode kedua (2003-2007) setelah Gus Maksum Jauhari wafat. 

Jauh sebelum beliau menjadi ketua umum PSNU Pagar Nusa, jejak rekam KH. Suharbillah dipagar nusa tidak diragukan lagi, bersama-sama dengan koleganya yaitu Gus Maksum pada masa itu menjadi tokoh-tokoh penting terbentuknya PSNU Pagar Nusa yang saat ini menjadi salah satu perguruan pencak silat terbesar diindonesia dibawah naungan Nahdlatul Ulama.

Perjuangan dan sumbangsih beliau dibidang spiritual secara totalitas membawa perguruan PSNU Pagar Nusa menjadi organisasi perguruan pencak silat yang sangat disegani, perkebangannya hingga artikel ini ditulis pagar nusa sudah sangat pesat, tidak hanya dibentuk kepengurursan diseluruh tingkat kabupaten/kota diwilayah indonesia saja, PSNU Pagar Nusa kini memiliki beberapa cabang istimewa mancanegara.

Pesan moral  KH. Suharbillah

Dikutip dari (pagarnusa.online) Kiai yang bersentuhan langsung dengan bidang spiritual ini atau dalam bahasa Agama ilmu hikmah adalah sosok Guru Besar Pagar Nusa yang saat itu beliau menjadi pengajar di Pondok Pesantren Sidoresmo, Surabaya. Beliau dikenal sebagai Kiai dan Pendekar Pencak Silat, Menurut Beliau ” Pencak Silat agar lebih kuat harus dilengkapi dengan ilmu batin, doa, tirakat dan wirid”. Maraknya ilmu supranatural pada tahun 2004 yang menggelisahkan masyarakat pada umumnya dan kalangan ulama khsuusnya.

Bukan hanya penggunaanya didalam keagamaan dikhawatirkan untuk memamerkan keahlian supranatural dan menjadi akses negatif yang mencoreng mentalitas dan akidah ummat islam. Menurut beliau ,” Maraknya bisnis supranatural saat ini tidak terlepas dari budaya yang instan di masyarakat, ” Sekarang ini pada umumnya masyarakat ingin serba praktis dan instan, ingin mendapatkan kemampuan dan kekuatan, tapi tidak mau belajar dan bersusah payah,” ungkapnya.


Akhirnya munculah orang-orang yang mengaku mempunyai kekuatan gaib, tentu dengan imbalan uang, sehingga dapat mendadak sakti. Biasanya orang tersebut merubah namanya untuk menambah daya pikat masyarakat. Dan lebih parahnya ilmu yang mereka pelajari hanya sepotong-potong. Tentunya ini sangat berbahaya, Sebab dengan pengajaran yang singkat biasanya tidak dilengkapi dengan ilmu tauhid dan ahlaq.

Tag :
Pagar Nusa, Nahdlatul ulama , Ahlusunnah wal jamaah , PN , NU , Banser , GP Ansor , Fatayat, Muslimat , PBNU , Sejarah Pagar Nusa , Gus Maksum , Santri NU, Sejarah berdirinya pagar nusa, sejarah pagar nusa, GASMI LIRBOYO. KH. Suharbillah , Biografi Kh. Ssuharbillah, Pendiri Pencak Silat NH Perkasya Surabaya.

Rabu, 07 September 2016

SEJARAH GASMI | PAGAR NUSA

SEJARAH GASMI | PAGAR NUSA

Sejarah Singkat Bangsa Indonesia

Dimulai dari catatan sejarah singkat Indonesia paska era kemerdekaan Ir. Soekarno tepat pada era 60 hingga 70-an adalah masa dimana negeri ini sedang mengalami goncangan krisis moneter berkepanjangan serta isu politik yang memanas sehingga banyak tindak kekerasan, pencurian hingga pembunuhan terjadi dimana-mana.

Berhembus isu Devide at empira pada masa ini sedang coba jalankan oleh beberapa oknum yang memiliki kepentingan politik sehingga mengakibatkan rasa takut melanda masyarakat diseluruh penjuru negeri, isu semakin kencang terdengar terlebih ketika oknum-oknum dari sayap kiri "PKI" dan antek-anteknya mulai gencar bergerak melakukan orasi-orasi kotor dan anarki didepan umum, banyak ormas yang dibentuk untuk menteror masyarakat disertai tindakan brutal, intimidasi hingga frontalisme, tujuan utama mereka adalah untuk membuat resah masyarakat dan mencoba melakukan tindakan licik mengkudeta pemerintahan Ir. Soekarno kala itu.

infopagarnusa
Gus Maksum Gasmi


Pro dan kontra

PKI "Partai Komunis Indonesia" merupakan salah satu partai komunis yang sangat kuat pada saat itu serta memiliki peranan besar untuk mepengaruhi kestabilan Bangsa Indonesia karena memiliki jumlah anggota yang telah tersebar luas diseluruh pelosok negeri, tak ayal jika keberanaan-nya juga mampu membuat kerusakan yang luar biasa untuk negeri ini.

PKI dan Pondok pesantren

Dalam sejarah tercatat bahwa pondok pesantren adalah tempat terlahirnya para pejuang-pejuang Bangsa, bukan hanya sebagai tempat menimba ilmu agama dalam pondok pesantren juga dijadikan basis para Ulama dalam merancang berbagai strategi dalam melakukan perlawanan penjajah dan para oknum yang kontra dengan kepemimpinan Ir. Soekarno.

PKI merusak dengan menyusup kedalam internal Organisasi, tidak hanya di ormas sosial dan ekonomi serta politik saja, Pesantren juga menjadi target utama mereka untuk diporak porandakan.

Tokoh-tokoh pesantren dijadikan target utama oknum PKI dan antek-anteknya dengan mengintimidasi melalui pewayangan yang menyindir Agama Islam, membuat onar dalam kegiatan pengajian hingga yang paling frontal  melakukan kekerasan fisik kiyai didepan umum.

Hal ini memicu amarah para santri-santri dipesantren, salah satunya adalah Gus Maksum muda, dalam catatan sejarah beliau merupakan salah satu cucu pendiri Pesantren Lirboyo Kediri dan juga sebagai seorang yang mahir dibidang ilmu beladiri, hal inilah yang membuat Gus Maksum muda sangat lantang dengan terang-terangan menolak PKI di negeri ini.

Banyak sekali aksi-aksi berani dari Gus Maksum saat masih muda keterkaitanya dengan penumpasan PKI terutama di Karesidenan Kediri yang sangat melegenda didekade 60-an.