Disuarakan Oleh :
Abdur Rohim
Pencak DOR adalah Tarung Bebas yang dilakukan diatas ring Bambu, bertujuan untuk silaturrahmi sesama pendekar dan media Dakwan Pemuda. Pencak DOR diiniasiasi oleh Kiai Agus Maksum Jauhari atau yang biasa dipanggil Gus Maksum cucu dari pendiri pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH. Abdul Karim. Pencak DOR sudah menjadi Budaya masyarakat Eks-Karasidenan Kediri (Kediri, Blitar, Nganjuk, Tulung agung & Trenggalek), budaya Tarung Bebas yang sudah turun-temurun dan terjaga kelestariannya dengan motto “Diatas Lawan Dibawah Kawan”. Ingat didalam Pencak DOR tidak ada menang-kalah, mencari sang juara, apalagi sabuk?? Didalam Pencak DOR hanya ada siluturrahmia antar Pendekar, antar Petarung dengan Motto “Diatas Lawan Dibawah Kawan”.
|
Pencak Dor Indonesia |
Pencak DOR sudah menjadi Budaya Khas Masyarat Kediri Blitar khususnya, sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa dipisahkan dari Masyarakat Kediri Blitar, bisadikata sudah mendarah daging. Turun-temuran dan bertahun-tahun lamanya Pencak DOR dijaga kelestariannya oleh masyarakat Kediri Blitar, sehingga hampir setiap minggunya selalu diadakan Pencak DOR, minimal 1 bulan 1kali.
Budaya yang khas & unik ini perlu dilestarikan dan dikembangkan seiring dengan terus berjalannya waktu. Siapa yang tidak ingin budaya Khas Kediri Blitar ini lebih dikenal ke kancah Nasional & Internasional?? Saya yakin semua masyarakat Pecinta Pencak DOR pasti ingin budaya khas Pencak DOR dikenal diluar daerah, dikenal diseluruh Indonesia maupun luar negeri.
Tapi, jangan sampai karena ingin membuat maju Pencak DOR justru menghancurkan inti dari Pencak DOR itu sendiri, menghilangkan NAFAS dari Pencak DOR itu sendiri, yaitu Tarung Bebas yang bertujuan untuk silaturrahmi, untuk media dakwan, bukan mencari Pemenang . . !!! apalagi mendapatkan sabuk?? Karena di Pencak DOR tidak ada menang kalah, tujuannya hanya 1 yaitu SILATURRAHMI. . .!!!
Jadi, apabila ditahun 2019 ini ada Pencak DOR Profesional yang diadakah di SOLO, maka itu KURANG TEPAT . . . !!!
- Apakah memperebutkan SABUK JUARA itu Budaya Pencak DOR (mencari menang-kalah)?
- Ada hubungan apa Pencak DOR dengan SOLO?
- Apakah ada unsur Politik yang masuk ke Pencak DOR? Mengingat ini tahun politik??
- Petarung ASLI Pencak DOR di Eks-Karesidenan Kediri jumlahnya ratusan sudah bertahun-tahun melestarikan Pencak DOR, yang disolo siapa? Apakah ASLI pecinta Budaya?
- Sudahkan semua tetua,sesepuh dan Pendekar Pencak DOR diminta persetujuan?
- karena Pencar DOR sudah menjadi Budaya bukan milik 1 orang atau segelintir oknum.
Pencak DOR besar di Kediri Blitar, masyarakatnya sangat antusias, masyarakat mereka rela bayar parkir, 2rb, naik 3rbu,5rb, 10rb, 15rb/motor hahahaha Demi apa coba??? Demi pencak DOR yang mereka sayangi. Apabila Pencak DOR nya di SOLO Kasian pakde Budhe, ibuk penjualan gorengan, pak e tukang becak, tukang ngaret, tukang batako, tukang angkat pasir,dll. Meraka biasanya klo ada Pencak DOR semangat kerja nya untuk malam Minggu supaya bisa LIHAT LANGSUNG pencak DOR, meskipun bayar parkir motor nya mahal 10rb/motor, dan lihat Pencak DOR sambil desak-desakan tapi mereka semua rela dan antusias hadir. Meskipun nanti di SOLO akan live Streaming, diliput TV Nasional, dll Tetap akan mengurangi kehangatan dan rasa rindu penikmat sejati Pencak DOR masyarakat Kediri Blitar, mengingat Pencak DOR dibesarkan di Kediri Blitar.
Semoga coretan saya ini membuat Panitia penyelenggara Pencak DOR Profesional agar mempertimbangkan lagi untuk Konsep acara & Lokasi acara, karena ini BUDAYA MASYARAKAT EKS- KARESIDENAN KEDIRI. Budaya ASLI daerah dimana saya lahir dan tumbuh kembang.
Semoga Para Pemain yang akan turun ke Gelanggang Pencak DOR Profisional Indonesia berfikir ulang untuk turun di Gelanggang tersebut, meskipun Bonusnya besar, ataupun uang Pembinaan atletnya besar. INGAT . . !! Ini BUDAYA OLAHRAGA bukan ajang OLAHRAGA PRESTASI, apabila ingin PRESTASI atau bonus besar bisa masuk ke kejuraan Resmi Pencak Silat, Tinju Pro maupun amatir, Wushu, Kick Boxing, muay thay,MMA, dll jangan di Pencak DOR, karena Pencak DOR ajang silaturrahmi para Jawara, para Petarung. Kasian leluhur kita yang sudah bersusah payah mendirikan Pencar DOR, apabila kita saat ini merusak INTI pencak DOR hanya karena ego dan kepentingan pribadi segelintir orang. Meskipun ini (Pencak DOR Profisional) hanya akan diadakan 1 kali yaitu di SOLO, tolong jangan.
“Sekiran coretan dari saya salah satu generasi muda Asli Blitar Kediri, dan pecinta Pencak DOR,
mohon maaf apabila ada salah kata ataupun tulisan yang kurang berkenan, yang menyinggung perasaan individu maupun kelompok, mohon maaf sebesar-besarnya. Saya hanya ingin klarifikasi panitia penyelenggara ke Pecinta Pencak DOR dan mengajak semuanya untuk menjaga serta melestarikan Pencak DOR karena ini Budaya asli daerah yang sudah turun-temurun & khas”